30/08/14

Rempongnya Duniaku's Review: Dove Essential Nourishment Body Lotion Deep Care Complex

Hi, All... Meet me again... Hope you still looks beautiful and health... :D

Di review aku sebelumnya tentang Wardah Pure Olive Oil, aku udah nyebut-nyebut Dove Essential Nourishment kaan... Nah, sekarang aku mau coba (sok-sok-an) review berdasarkan pengalaman aku pribadi.

Sebelumnya aku jelasin kulit aku dulu yaa. Kulitku sawo matang, jenisnya kering (terutama ditempat yang terpapar matahari). Dulu, saking keringnya, kayak tanah gersang dan kasar. Tapi, setelah aku insaf dan rutin merawat, hasilnya better lah.. Walaupun gak semulus kulit artis-artis. Hehehe.. (itu mah gen)

Aku kan udah cerita ya kalau untuk mengatasi kulitku yang kering ini aku pakai wardah pure olive oil (malam) dan wardah olive body butter (pagi). Tapi, semenjak cuaca di Bali mulai berubah belakangan ini (Anginnya gede dan kering sekali udaranya), kulitku jadi super-duper kering dan si Body butter wardah udah gak ngaruh lagi. Bahkan meresap aja gak. Pokoknya kulitku dehidrasi n sedih banget.


Dove Essential Nourishment Deep Care Complex
(Abaikan background berantakan :p)
Terus waktu aku ke swalayan buat cari buah, aku iseng-iseng lirik-lirik body lotion yang untuk mengatasi kulit kering. Akhirnya, Jreng jreng!! Mataku terpaku sama kata-kata Deep Care Complex nya si Dove. Tulisannya untuk Normal-Dry Skin lagi. Pas banget.


Bagian belakangnya
Aku cobalah beli 1. Pertama pakai yaaa.. so so aja. gak gimana-gimana. Tapi ya dipakai terus. Sebulan kemudian, aku ngerasa kulitku jadi lebih lembab aja. Udah mulai normal lagi. Tapi, kapalan-kapalan yang udah terlanjur terjadi kaya di siku, telapak tangan n kaki belum hilang. Eh, baru awal bulan ini kapalan-kapalan n kulit kasar mulai ngelupas sedikit-sedikit. Tadinya aku kaget banget, kok kulit aku kaya ganti kulit gini. Tapi sekarang aku seneng banget karena kulit aku udah halus kenyel-kenyel. Pokoknya ini adalah must have item-ku yang kubawa kemana-mana.


Warnanya putih susu

Terutama punggung tangan aku. Karena keseringan kena matahari, dia jadi keriput gitu deh. Kering. Gak enak banget liatnya. Sekarang dah lumayan terhydrasi dengan baik dan gak keriput. Belang mah tetep. Lah wong tetep panas2an. Terus yang noticable lagi, kutikula juga jadi lunak loh kalau pakai produk ini secara teratur.


Teksturnya ringan dan mudah menyerap

Tekstur produk ini lotion berwarna putih susu. Gak lengket sama sekali dan cepet banget meresap di kulit. Terus gak ada wangi apa-apa jadi aman deh buat yang alergi dan gak ganggu wangi parfum kesayangan kamu.
Gak lengket sama sekali dan menghydrasi kulit dengan baik

Cara pakainya: Usapkan keseluruh tubuh setelah mandi dan setiap saat diperlukan. Inget ya, keseluruh tubuh! Bukan tangan sama kaki doang. Terus apply ulang setiap kamu habis kena air atau kulit terasa kering. Walaupun produk ini mengklaim bisa melembabkan 24 jam, kalau kena air sebaiknya kamu apply lagi. Tips dari aku, jangan banyak-banyak makenya. Kurleb 2 cm udah bisa buat full leg.

Kelebihan produk:
+ Beneran mampu melembabkan kulit kering
+ Cepat meresap dan gak lengket
+ non-fragrance
+ Menghaluskan kulit
+ Menghilangkan kapalan dan melembutkan kutikula

Kekurangan:
- Gak ada spfnya, jadi kalau buat siang hari kamu wajib pakai sunblock lagi.

Oh, ya selain rajin pakai body lotion. Untuk mencegah kulit kamu kering dan dehydrasi, kamu harus cukup minum air putih dan makan buah segar. Biarpun kata ahli minum air putih 2 liter/hari, kamu harus dengerin tubuh kamu. Pokoknya, tiap ngerasa haus ya minum air putih. It's a must, guys.

Well, see you in the next post... xoxo

14/08/14

Fall in Love with Wardah Pure Olive Oil


Hi, there!! Pada post kali ini, saya akan membahas Wardah Pure Olive Oil. Postingan kali ini murni pengalaman saya yang jatuh cinta dengan produk ini dan tidak disponsori Wardah. Yah, syukur-syukur dapet gift dari Wardah. Hehehe ngarep...

Saya kenal produk Wardah dari iklan-iklan yang berseliweran tentang produk halal ini. Tapi saya belum tertarik. Saya bukan type korban iklan. Kemudian ketika kita-kita (anak mama dan papa saya) kumpul di rumah orang tua kami dari tempat perantauan, kakak saya memakai produk Wardah lengkap. Dan saya mulai tergiur. Hahaha

Pertama yang saya coba itu foundation-nya yang bentuknya pump (lupa namanya). Terus produk Wardah kakak saya yang saya coba lagi adalah Body Butter. Saya sempet suka banget sama Body Butter Wardah dan udah beberapa kali repurchase. Aku pakai yang Olive, wanginya seger, gak lengket dan cocok untuk kulitku yang kering. Sampai baru-baru ini udara super kering melanda Bali dan kulitku yang kering tambah kering dan gak mempan lagi kena Body Butter-nya Wardah dan pindah ke Dove Essential Essence.

Si Mungil Hijau Ajaib

Anyway, sewaktu saya lagi restock Body Butter Wardah, saya lihatlah si mungil hijau Pure Olive Oil. Saya dari dulu memang sudah ingin sekali perawatan dengan Olive Oil  Biar kaya Cleopatra gitu. Hehehe.. secara ya kulit saya tuh suka kering dan kasar. Dan produk ini lumayan murah. Gak kaya kalau beli Olive Oil buat masak yang mahal bingit. Saya pun membeli satu.

Tekstur bening dan tidak terlalu lengket

Pertama mencoba saya apply di daerah yang kering sebelum tidur, seperti telapak kaki sampai pergelangan kaki dan tangan. Saya suka banget! Pagi harinya ketika bangun, kulit kaki saya gak kering kaya ketarik-tarik gitu. Kemudian teksturnya yang walaupun minyak gak lengket banget (Kalau minyak tawon kan lengket banget tuh). Jadi, saya memutuskan malam berikutnya saya pakai sebadan-badan, from neck to toe. Hohohoho Paginya kulit moist dan enak banget.

Bisa digunakan untuk apapun (kebaca gak)

Cuma gak mungkin kan abis mandi pagi pake Olive Oil lagi. Bisa-bisa lengket kena matahari. Jadi (saat itu) saya mix, Wardah Body Butter Olive for day and Wardah Pure Olive Oil for night. Hasilnya kulit saya bagus. Well, I mean, saya udah gak ngalamin kulit kasar dan kering. Apalagi kapalan. Bahagia deh. Hehehehe.

Seiring waktu saya mencoba Pure Olive Oil dari Wardah ini menjadi My Must Have Items dan dipakai buat apapun dan dibawa kemanapun. Really! Dia bisa digunakan untuk apapun. It heals your skin. Misal ada lecet, saya bersihin lukanya dan kasih Olive Oil, Sembuh! Muka saya kering atau sedang purging, maskeran pakai ini, sembuh! Bibir saya pecah-pecah sampai berdarah, terus baru semalem saya kasih Olive Oil, Sembuh! Kapalan? Rawat telaten aja pake Olive Oil tiap malam terus pakai kaus kaki, it works! Bisa juga dipakai untuk scrub dan membersihkan make up mata.

Gak cuma kulit, sampai rambut pun saya kasih produk ini. Jadi ceritanya saya memiliki rambut lurus banget, tipis, kering, pecah-pecah, rontok. Sedih deh kaya penyakitan. Makanya saya jarang manjangin rambut. Selain karena kalau panjang nanti bercabang dan rontok, terus rambut saya emang lama tumbuhnya. Kalau kata adik-adik saya rambut saya mati. -__-!

Berkat percaya Pure Olive Oil bisa melembabkan apapun, saya pun mencoba produk ini pada rambut. Jadi untuk melembabkan, setiap mau keramas saya selalu mengaplikasikan Pure Olive Oil dari pertengahan rambut hingga ujung rambut. Diamkan beberapa menit (saya biasanya menyambi bersihkan wajah dengan cleansing milk lalu gosok gigi), setelah itu keramas. Tak perlu conditioner, Youll have beautiful hair. Lembut, gak kering, gak pecah-pecah. Saya pun bisa memanjangkan rambut. Tidak perlu 3 bulan sekali memotong ujung rambut. Rambut saya lembut gak lepek atau kering berlebihan. Gak sisiran juga gak papa.

Terus seminggu sekali saya memakai Pure Olive Oil untuk seluruh rambut. Dari kulit kepala sampai ujung rambut. Saya diamkan agak lama (10-15 menit), kemudian keramas dengan 2 kali memakai shampo. Hasilnya? Rambut saya sekarang lebih tebal, tidak rontok dan say bye to kutumbaba alias ketombe. Mungkin jenis ketombe yang saya alami karena kulit kepala kering. Pokoknya I love my hair now and I love Wardah Pure Olive Oil.

Saya juga pernah menggunakan Pure Olive Oil ini untuk berendam. Saya mencampurnya dengan air hangat dan shower gel di bathup. Berasa Cleopatra beneran deh. Selesai berendam dan bilas, kulit saya moist dan badanpun relax.

Kesimpulan:
(+) Murah
(+) Bisa digunakan dari ujung rambut hingga ujung kaki
(+) Betul-betul bekerja (baca: ngefek)
(+) Tidak terlalu lengket

( - ) Belum nemu sih sampai sekarang

11/08/14

My Very First Time Waxing at Waxhaus

foto diambil dari: waxhaus.wordpress.com

Siapa bilang Waxing itu sakit?? Kenapa coba di film2 pemerannya pada lebay gitu kalo ada adegan waxing? Sampe teriak-teriak segala? Kenapa pada heboh banget sih sama waxing? Saya kan jadi parno duluan dan gak mau nyoba waxing saking ketakutannya... (itu sih salah sendiri punya mental cemen.. hahahaha :D)

Ooooke... Cukup ngedumelnya... Kali ini saya akan posting about Waxing / Sugaring. Waxing atau sugaring ini sebenernya sama aja. Sama-sama teknik menghilangkan bulu dengan cara dibaluri cairan lengket panas, kemudian dikasih kertas/kain, terus dicabut deh. Bedanya, kalau Waxing biasanya pakai lilin yang dipanaskan sedangkan Sugaring menggunakan gula yang dipanaskan (karamel). Tapi kebanyakan orang menyebut sugaring dengan waxing juga, so.. kita sebut waxing aja biar gak ribet. (udah pada setuju aja ya.. hehe)

Nah, sekarang saya akan bercerita ke-random-an saya kenapa bisa ujug2 nyoba waxing (padahal dulu ogah banget karena takut sakit). Jadi, tadi pagi saya terbangun dan langsung bersihin muka pakai cleansing milk. Pas bercermin, JRENG JRENG!! Saya shock abis melihat upper lip saya. Iya saya kumisan. Ngaku deh. Udah lama sih kumisannya. Sejak pakai perawatan wajah di salah satu dokter kulit di Tangerang. Bagus sih kulitnya tapi gitu deh bikin kumisan jadi saya berhenti. Walhasil setelah kumis saya melebat, saya jadi well umm.. mencukurnya. Abisan kan gak pede gitu. Mana sering diledekin.

Buuut.. Bukan kumisan yang bikin saya shock berat. Tapi, bekas kumis yang saya cukur (beberapa kali), mulai tumbuh agak kasar dan pori2 di upper lip saya membesar. Uh-Oh.. Ini tidak bisa dibiarkan! Bisa2 saya punya bayangan gelap kaya mas2 brewokan! Tidaaaaak!!! Alhasil, saat itu juga saya browsing tempat waxing terdekat. Ternyata ada di Waxhaus Beachwalk Bali.

Langsung deh saya mandi, siap-siap dan Tring! Sampailah saya di Beachwalk. Dan saya inget saya gak punya uang tunai. Jadi dipintu masuk mall saya telpon Waxhaus-nya dulu, nanya bisa gak bayar pakai debit Mandiri? Bisa kata mbak-mbaknya. Jadi saya tidak perlu ke ATM dan langsung menuju TKP.

Begitu masuk, saya suka banget sama tempatnya. Nyaman. Mbak kasir sekaligus resepsionis melayani saya dengan ramah. Karena saya baru pertama kali seumur-umur di-wax dan jelas belum terdaftar di Waxhaus, jadilah saya daftar dulu dengan memberikan nama dan nomer telepon saya. Setelah itu mbaknya menanyakan perawatan apa saja yang saya inginkan. Saya (dengan deg-degan setengah mati tapi berlagak cool) bilang ingin wax upper lip. Tapi, saya pikir-pikir udah kesini kenapa gak sekalian aja wax yang lain. Masak jauh-jauh (lebay) cuma buat sepetak kumis? Akhirnya saya juga minta di wax full leg dan armpit alias keti.

Setelah menunggu mbak-mbak capstor nyiapin ruangan, saya pun dipersilahkan masuk ke bilik treatment. Biliknya kecil, tapi full partisi dan perorangan. Ini bagus karena saya jilbaban, saya gak takut ada cowok tiba-tiba lewat. Mbak capstor yang ramah mempersilahkan saya ganti baju dulu dengan kemben yang sudah disediakan. Setelah itu, mulailah treatment-nya...

Di Waxhaus ini, waxing yang digunakan adalah karamel hangat. Pertama-tama, yang di wax adalah upper lip alias kumis. Upper lip saya diberi bedak dan saya sudah deg-deg-an setengah mati. "God! Please give me Your Strength" saya ucapkan berkali-kali didalam hati. Ternyata, kalau upper lip itu gak di-wax, tapi di threading istilahnya. Jadi, dengan menggunakan benang (dan teknik rumit yang saya gak ngerti) digeser-geserkan ke lokasi yang akan dihilangkan bulunya, terus bulunya kecabut deh. Sakit? Iya! Saya gak terlalu suka di-threading. Rasanya kaya dicabutin bulu alisnya tapi ini lebih pedih (eaaa). Meskipun menyakitkan tapi saya masih mampu menahannya kok dan akan mencoba lagi.

Setelah itu, yang di-wax adalah armpit alias keti. Sejujurnya, saya malu pake banget memamerkan keti saya ke orang lain. Tapi yaaah beauty is pain and shame. Hahaha.. Jadilah dengan cool saya memamerkan keti saya. Pertama keti saya dibersihkan dengan air hangat yang sudah dicampur detol. Kemudian diberi bedak dan dioleskan karamel hangat dengan spatula lalu ditempel kertas. Saat mbaknya ngurut2 kertas biar nempel banget, saya udah komat-kamit baca doa dan menyiapkan mental daaaaan... Krreeeet!!! Begitu kertasnya ditarik.. What?! Kok gak sakit?! Padahal saya udah ngebayangin bakal jerit-jerit macam spy yang ketangkep musuh terus disiksa buat dapetin informasi. (iyah saya lebay, gak papa)

Saya pun penasaran bertanya ke mbaknya, "Kok gak sakit ya mbak? Lebay tuh yang di film-film." Mbaknya tersenyum dan menjelaskan mungkin karena dilakukan dengan cepat dan memakai karamel. Dia bilang kalau pakai lilin lebih sakit. Well, entahlah.. Saya juga tidak berniat waxing pakai lilin. Anyway... Setelah dicabut kertasnya, keti saya dibersihkan dengan air biasa yang sudah diberi detol lalu di threading lagi. Di threading di keti tidak sesakit di threading di upper lip. Sungguh!

Setelah itu, kaki saya yang di wax. Sama aja kaya keti. Wax dimulai dari belakang (tengkurap) dulu baru ke depan (terlentang). Rasanya gak sakit. Pas di threadingnya pun gak sakit. Cuma aja, pas kaki kanan sudah di wax dan mbaknya sedang mengerjakan kaki kiri, kaki kanan saya belum dibersihkan. Alhasil lengket-lengket sisa karamel bikin saya gatel-gatel. Tapi setelah dibersihkan dan setelah saya pulang gak gatal lagi. Coba mbaknya langsung bersihin kan saya gak perlu gatel-gatel.

Setelah selesai di wax, saya diberi tahu untuk tidak terkena air hangat dalam waktu 24 jam dan tidak pakai lotion dalam 1 jam saja. Oh ya, sedikit tips sebelum melakukan waxing. Pertama pastikan bulu anda cukup panjang, kurang lebih 0,5 cm. Karena sebelumnya ada pelanggan yang ditolak waxing karena bulunya tidak cukup panjang. Kata mbaknya kalau dipaksa nanti bisa melukai kulit (profesional kan mereka, mengutamakan safety and quality daripada duit). Terus pastikan tidak ada luka di daerah yang akan di wax. Tidak memakai pelembab atau deodoran. Tidak boleh waxing 3 hari sebelum atau ketika sedang menstruasi, karena kulit lebih sensitive.

Well, sekian postingan dari saya. Semoga bermanfaat. Jangan takut waxing. Gak sakit kok. Ciyus. :D

Ps: Postingan ini tidak disponsori oleh Waxhaus dan murni merupakan keinginan saya untuk menceritakan pengalaman saya sendiri.

09/08/14

Halo, Hello, Guten Tag, Ni Hao, Bonjour, Aloha!!




Hai hai blogger baik yang newbie, masih belajar, dan yang sudah pro banget...
Salam Kenal... Sepertinya kurang sopan kalau baru pertama terjun di dunia blogger tanpa perkenalan, right?

Nama saya Ms. Purbos. This is my first step to be a serious blogger (Well bikin account udah lumayan lama, ikut2an doang dan ga tau mau nulis apa). Setelah bertahun-tahun hanya menjadi silent reader yang bergentayangan didunia maya, saya memutuskan untuk serius menulis blog.

Saya juga pernah beberapa kali posting untuk kompasiana, loh. Gara2 ikutan temen kantor saya. Dan ternyata saya menikmati dunia menulis. Tapi karena satu dan lain hal saya sudah setahun ini tidak mem-post apapun ke dunia maya. 

Well, I'll take this time more serious. This is the blog for my beauty regime product, or some product that I've tried, or just random "cuap-cuap". This is my writing, so this is my half soul aaaand... enjoy it. <3 <3 <3